Selasa, 23 April 2013

suku sakai dan suku talangmamak


·         Gambaran pengetahuan masyarakat asli (kearifan lokal) dari suku Sakai dan suku Talang Mamak terkait dengan pengelolaan hutannya.
Sakai adalah nama suatu suku bangsa di tanah Melayu dan dapat juga diartikan sebagai orang bawahan atau hamba sahaya.
Bagi masyarakat Sakai,hutan adalah sebuah detak nadi kehidupan yang mengandung unsur magis dan penuh arti bagi kehidupan mereka. Karena hutan sangat berarti bagi suku Sakai, mereka membagi hutan menjadi 3 bagian agar kehidupan mereka dapat terus berlanjut,yaitu:Tanah peladangan, Rimba kepungan sialang, Rimba simpanan.
Dengan pembagian hutan tanah menjadi 3 ini, maka setiapsuku akan memiliki tanah ulayat masing-masing berupa tanah peladangan dan rimba kepungan sialang. Dan rimba simpanan merupakan tanah milik bersama yang bisa dimanfaatkan bersama-sama. Tanah peladangan yang dimiliki oleh suatu kelurga tetapi sudah tidak digunakan lagi, maka akan diserahkan kepada keluarga atau warga lain yang membutuhkan.
Merupakan suatu kebijakan dan pemikiran yang sangat baik dari suku Sakai adalah rimba kepungan sialang yang membatasi beberapa tanah peladangan juga dapat menahan erosi dan penghutanan kembali ladang apabila sudah ditinggalkan untuk sementara. Dapat dikatakan, suku Sakai memiliki pengetahuan yang luas dalam mengelola hutan tempat bermukim mereka agar tetap aman untuk ditinggali.

            Suku Talang Mamak sebelum bermukim, mereka hidup dalam kondisi yang erat kaitannya dengan subsisten dengan alam. Mereka hidup di dalam hutan dan di pinggir-pinggir sungai. Dalam mengelola hutan, suku Talang Mamak ini sangat baik dalam mengatur strategi.
            Dimulai dari strategi perladangan berpindah, strategi perladangan menetap juga strategi untuk melindungi padi dari gangguan hama, babi hutan dan monyet tetap diperhitungkan. Selain berladang, mereka juga menggunakan hasil hutan untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari yang sebenarnya dapat merusak dan berakibat negatif terhadap sumber daya alam termasuk hutan sendiri, seperti menebang jenis-jenis kayu berharga misalnya kayu gaharu, kulit, resak dll.
            Hutan juga dikelola dengan beraktivitas kebun karet apabila berladang gagal pada tahun tersebut. Tetapi, ini tidak dilakukan sungguh-sungguh, sehingga setelah ditanam di bekas ladang dibiarkan saja tumbuh liar. Jadi, sebagian tumbuh dengan alami dan pada lahan yang tumbuh pohon karet tersebut dinamakan kebun karet. Keberadaan kebun karet tersebut dianggap sebagai sumberdaya yang berkelanjutan dan sebagai aktivitas kehidupan ekonomi pengganti kegiatan berladang.
·         Program pemukiman yang dilaksanakan pada kedua suku(Sakai dan Talang Mamak) dikatakan tidak berhasil
Hal ini disebabkan karena proses modernisasi yang dialami oleh masyarakat Indonesiadari berbagai macam tempat dan bidang yang mengakibatkan suku Sakai tidak dapat mengimbangi atau mengikuti kemajuan yang dialami oleh Indonesia. Akibat proses modernisasi, perubahan sosial juga terjadi yang mengakibatkan suku sakai semakin terasa asing sehingga mereka cenderung menutup diri dari lingkungan sekelilingnya karena mereka menganggap mereka tidak akan bisa bersaing melawan perubahan sosial tersebut karena mereka masih menganut tradisi dan budaya sebagai masyarakat yang hidup di hutan dan mereka tidak bisa meninggalkan itu.
Begitu juga dengan Suku Talang Mamak, program pemukiman yang dilaksanakan pemerintah juga gagal akibat mereka tidak berminat untuk ditempatkan dalam suatu pemukiman karena mereka sangat tergantung kepada alam atau hutan tempat mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menambah pendapatan keluarganya.

·         Program atau strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat asli (spt peningkatan kesehatan atau peningkatan ekonomi)
Program yang dapat dilakukan salah satunya yaitu pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat asli tersebut tentang pentingnya pendidikan, kesehatan, serta pelatihan yaang dapat membantu meningkatkan ekonomi mereka. Misalkan seperti memberikan suluhan tentang pentingnya sekolah bagi anak-anak agar dapat membantu memperbaiki ekonomi yang mungkin selama ini kurang baik. Juga pentingnya menjaga kesehatan dengan melakukan program imunisasi misalnya, atau dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Selain itu, program yang perlu dilakukan adalah menempatkan atau mendatangkan bidan atau perawat agar masyarakat asli tersebut juga dapat memeriksakan kesehatan serta tahu apa yang sebaiknya dikonsumsi atau tidak sehingga terhindar dari sakit.
Juga mengadakan pelatihan-pelatihan kerja seperti bertukang, otomotif,dll agar mereka memiliki suatu keahlian tertentu yang suatu saat akan bisa mereka manfaatkan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan dapat meningkakan ekonomi keluarga mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar